Dirosah Aswaja – Alasan Nabi Muhammad Shalat Tarawih di Rumah
Jakarta DKM MRJ – Kajian Dirosah Aswaja selasa 14 November 2023 di Masjid Raya KH. Hasyim Asyari hari ini di isi oleh para Guru kita yakni diantaranya KH. Abdurrahman Shoheh sebagai pengajar pertama, kemudian dilanjutkan oleh KH. Syurohbiel Mahfudz sebagai pengajar kedua dan KH. Jaelani sebagai pengajar ketiga serta doa sebagai penutup.
Pada kajian sesi pertama yang di isi oleh KH. Abdurrahman Shoheh dalam kitab Hujjah Ahlusunnah Wal-Jamaah sudah memasuki halaman 76 yang membahas tentang Shalat Tarawih Nabi Muhamamd SAW.
Bulan Ramadan merupakan bulan spesial bagi kaum muslimin. Karena pada bulan ini mereka bisa merasakan kenikmatan dalam beribadah. Masjid-masjid pun semakin ramai, dan aktivitas ibadah umat Islam juga meningkat di bulan yang penuh berkah ini.
Puasa adalah ibadah yang identik dengan bulan Ramadan. Karena memang, ibadah ini adalah ibadah wajib bagi setiap muslim yang mampu di bulan Ramadan. Bulan Ramadan semakin spesial karena adanya ibadah shalat tarawih di setiap malamnya usai mengerjakan shalat isya’.
Shalat tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadhan. Shalat ini biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid-masjid setelah shalat isya. Namun, tahukah Anda bahwa Rasulullah SAW sendiri tidak selalu melaksanakan shalat tarawih di masjid? Bahkan, beliau lebih sering melakukannya di rumahnya.
Menurut riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah shalat tarawih di masjid selama tiga malam berturut-turut pada awal Ramadhan. Pada malam pertama, hanya beberapa sahabat yang mengikuti beliau. Pada malam kedua, jumlahnya bertambah banyak. Pada malam ketiga, masjid penuh sesak oleh sahabat-sahabat yang ingin bershalat bersama beliau.
Namun, pada malam keempat, Rasulullah SAW tidak keluar dari rumahnya untuk shalat tarawih. Para sahabat menunggu-nunggu beliau hingga hampir tengah malam, tetapi beliau tidak muncul. Akhirnya, mereka pulang dengan kecewa. Keesokan harinya, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya aku tidak keluar (untuk shalat tarawih) karena aku khawatir bahwa shalat itu akan diwajibkan atas kalian.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadis ini, kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW tidak ingin shalat tarawih menjadi beban bagi umatnya. Beliau tidak ingin umatnya merasa terpaksa untuk melaksanakannya setiap malam di masjid. Beliau ingin umatnya melakukannya dengan ikhlas dan khusyuk sesuai kemampuan dan kesanggupan masing-masing.
Selain itu, Rasulullah SAW juga ingin menjaga keutamaan shalat malam (qiyamul lail) yang merupakan ibadah sunnah yang lebih utama daripada shalat tarawih. Shalat malam adalah shalat yang dilakukan pada sepertiga malam terakhir sebelum subuh. Rasulullah SAW sendiri sangat rajin melaksanakan shalat malam hingga kakinya bengkak.
Oleh karena itu Rasulullah SAW lebih sering melaksanakan shalat tarawih di rumahnya agar ia bisa melanjutkan dengan shalat malam tanpa terganggu oleh orang lain. Beliau juga ingin memberi contoh kepada umatnya bahwa shalat tarawih bukanlah sesuatu yang wajib dan tidak harus dilakukan secara berjamaah di masjid.
Hal ini juga sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Shalat di rumahmu itu lebih baik daripada shalat di masjidku ini, kecuali shalat fardhu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari sini kita dapat mengambil pelajaran bahwa shalat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan, tetapi tidak harus dilakukan secara berjamaah di masjid. Kita boleh melakukannya di rumah kita sendiri sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan kita. Yang penting adalah kita melakukannya dengan ikhlas dan khusyuk.
Dan masih banyak lagi yang diterangkan oleh Guru Kita KH. Abdurrahman Shoheh, KH. Syurohbiel Mahfudz dan KH. Jaelani dalam pengajian rutin Dirosah Aswaja di Masjid Raya KH. Hasyim Asyari Jakarta, untuk lebih lengkapnya tentang isi pengajian ini silahkan simak videonya di channel youtube Masjid Raya KH. Hasyim Asyari pada tanggal 14 November 2023.