• Website Masjid Raya KH. Hasyim Asyari Jakarta - Jl. Rusunawa Pesakih No.14, RT.3/RW.14, Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11750
Kamis, 5 Desember 2024

Khutbah Jumat – Berserah Diri Kepada Allah SWT

Khutbah Jumat - Berserah Diri Kepada Allah SWT
Bagikan

Jakarta DKM MRJ – Pemateri Khutbah Jum’at Masjid Raya KH. Hasyim Asyari 15 Desember 2023 hari ini adalah KH. Fathurrahman Ya’qub dengan tema Berserah diri kepada Allah SWT.

berserah diri kepada Allah adalah salah satu upaya yang dilakukan seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Berserah diri kepada Allah dalam agama Islam dikenal dengan istilah tawakal.

Khotib menjelaskan Manfaat bertawakal untuk kehidupan umat Muslim ada banyak sekali. Itulah mengapa anjuran untuk bertawakal ditegaskan dalam beberapa ayat Al-Quran. Salah satunya dalam penggalan surat Ath Thalaq ayat 4 yang berbunyi:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا

Artinya: Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.

Selain itu, Allah SWT berfirman Dalam surat Al-Anfal ayat 49 :

اِذْ يَقُوْلُ الْمُنٰفِقُوْنَ وَالَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ غَرَّ هٰٓؤُلَاۤءِ دِيْنُهُمْۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Artinya: (Ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya berkata, “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya.”

Berserah diri kepada Allah SWT bukanlah tanda kelemahan, melainkan kebijaksanaan yang mengakui keterbatasan manusia dan mengangkat tangan sebagai ekspresi rasa ketergantungan pada Sang Pencipta. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, artinya;

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” Al-Baqarah (2:286)

Ketika manusia berserah diri kepada Allah, itu mencerminkan kepercayaan penuh pada keadilan dan hikmah-Nya. Surat Al-Baqarah (2:216) mengingatkan, “Mungkin kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan mungkin (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.”

Ini mengajarkan bahwa manusia terkadang tidak memahami sepenuhnya hikmah di balik peristiwa-peristiwa dalam hidupnya, tetapi berserah diri kepada Allah adalah jalan untuk menerima dan melepaskan ketidakpastian.

SebelumnyaDirosah Aswaja - Shalat Tarawih Nabi Muhammad SAWSesudahnyaPengajian Subuh - Rukun Khutbah dan Penjelasannya
Tidak ada komentar

Tulis komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *